MAKALAH MEREKONSTRUKSI MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN MELALUI PENGUBAHAN SISTEM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
MEREKONSTRUKSI MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
MELALUI PENGUBAHAN SISTEM PENGELOLAAN
PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Profesi Kependidikan
Dosen
Pengampu : Mensissusanto, S.Pd. M.M.
Disusun
oleh : Kelompok III
Anggota : - Naning Rubita
-
Wahyu Siswanto
Program
Studi : Pendidikan Fisika
Semester : IVA
Mata
Kuliah : Profesi Kependidikan
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NURUL HUDA
SUKARAJA BUAY MADANG
OKU TIMUR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Merekonstruksi Masyarakat Dan Kebudayaan Melalui
Pengubahan Sistem Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah”. Makalah ini membahas tentang misi pendidikan persekolahan, sekolah
sebagai sarana rekonstruksi masyarakat, pengaruh eksternal dan internal dalam
pengelolaan pendidikan, dan pendidikan di sekolah dengan sistem desentralisasi,
serta program kegiatan yang perlu dikedepankan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
kami
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Profesi
Kependidikan’’, Mensissusanto, S.Pd. M.M yang telah memberikan bimbingan dan
saran yang berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi
penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”, demikian
pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan setiap
kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.
Sukaraja, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... .. 1
A. Latar
Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan............................................................................ 1
BAB
II RUMUSAN MASALAH.................................................................. 2
BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Misi
Pendidikan Persekolahan....................................................... 3
B. Sekolah
Sebagai Sarana Rekonstruksi Masyarakat........................ 4
C. Pengaruh
Eksternal dan Internal dalam Pengelolaan
Pendidikan..................................................................................... 5
D. Pendidikan
di Sekolah dengan Sistem Desentralisasi................... 6
E. Program
Kegiatan yang Perlu Dikedepankan................................ 7
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 9
A. Kesimpulan
................................................................................. .. 9
B.
Saran............................................................................................ .. 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang
kita berada pada milenium ke-3 dari proses kehidupan manusia, tepatnya berada
pada abad ke-21, yang bukan saja merupakan abad baru, melainkan juga peradaban
baru. Hal ini dikarenakan betapa pun bangsa kita mengalami krisis moneter,
ketidakstabilan politik, bangsa Indonesia tengah mengalami restrukturisasi
global dunia yang sedang berjalan yang ditandai dengan berbagai perubahan dalam
semua aspek kehidupan, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Bahkan, yang
lebih parah lagi adalah akibat krisis ini muncul krisis moral di masyarakat
kita, pembantaian, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampasan hak milik
orang lain terjadi di mana-mana. Dari sudut pendidikan, tampaknya ada indikasi
bahwa krisis moral yang dikemukakan di atas, menandakan belum berhasilnya
lembaga pendidikan membentuk pribadi anak bangsa ini menjadi pribadi yang
bermartabat.
B. Tujuan Penulisan
1.
Melengkapi tugas kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu.
2.
Menjelaskan tentang kebudayaan dan rekontruksi
masyarakat melalui pengubahan sistem pengelolaan pendidikan disekolah.
3.
Memberikan pemahaman tentang fungsi dan keadaan suatu
lembaga pendidikan yang sebenarnya.
BAB II
RUMUSAN
MASALAH
Adapan rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.
Apa misi dari pendidikan persekolahan?
2.
Bagaimana kedudukan sekolah sebagai sarana dan
rekontruksi masyarakat?
3.
Bagaimana pengaruh eksternal dan internal dalam
pengelolaan pendidikan?
4.
Bagaimana perbandingan pendidikan di sekolah dengan
system desentralisasi?
5.
Apa saja program kegiatan yang perlu dikedepankan?
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Misi Pendidikan Persekolahan
Kita ketahui bahwa setiap sekolah
memiliki misi pendidikan yang berbeda, namun dari misi setiap sekolah tersebut
tujuannya hanya satu yaitu, menjadikan anak bangsa ini agar memiliki kepribadian
yang bermartabat.
Dimana kita ketahui misi pendidikan
lembaga sekolah itu ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a.
Pendidikan Kepribadian
Untuk misi pendidikan
kepribadian ini sekolah membantu dan bekerja sama dengan keluarga dan lembaga
agama.
b.
Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam hal
pendidikan kewarganegaraan, sekolah bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pemerintahan dan masyarakat.
c.
Pendidikan Intelektual
Dalam hal
pendidikan intelektual, sekolah melakukan sendiri walaupun memperoleh bantuan
dari lembaga lain sebab misi pendidikan intelektual adalah kekhususan sekolah,
misi pendidikan intelektual tersebut dilakukan secara berangkai sejak
pembelajar memasuki Taman Kanak-Kanak sampai Pendidikan Tinggi.
Untuk
tercapainya misi pendidikan tersebut, tentu saja kaum terpelajarlah yang harus
berperan aktif, baik itu mahasiswa maupun guru. Karena secara tidak langsung
kaum terpelajar itu harus mengetahui atau memahami prilaku manusia dalam
masyarakat dan ikut serta memperbaiki prilaku warga masyarakat. Dengan demikian
barulah masyarakat bisa menilai tentang bagaimana peran sekolah dalam membentuk
pribadi kaum terpelajar.
Untuk
menciptakan kepribadian anak menjadi kaum terpelajar, itu bukanlah hal yang
mudah karena kegiatan yang seperti itu harus memiliki landasan. karena kegiatan
pendidikan ini merupakan peristiwa sosial, gejala rohani, dan tindakan
manusiawi dalam hubungannya dengan alam, manusia, dan sistem nilai.
Unsur
material pendidikan pada umumnya terhimpun dalam satuan tindak mendidik yang
secara mikro dikenal sebagai situasi pendidikan, atau secara makro dikenal
sebagai kegiatan pendidikan terprogram. Analisis keilmuan tentang kegiatan
pendidikan di sekolah secara makro itu harus memiliki landasan
interdisiplinier, karena kegiatan pendidikan sebagai objek ilmiah merupakan
gejala rohani, peristiwa sosial dan hubungan nilai norma.
Sedangkan
muatan pendidikan yang diberikan di sekolah dapat di akumulasikan dalam enam
materi keilmuan, yaitu:
1.
Ide abstrak
2.
Benda fisik
3.
Jasad hidup
4.
Gejala rohani
5.
Peristiwa sosial
6.
Dunia tanda
B. Sekolah Sebagai Sarana Rekonstruksi Masyarakat
Sekolah akan
berhasil apabila ada kerjasama dengan masyarakat, karena sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang berada di tengah-tengah yang mana sebagai satu kesatuan dari
masyarakat dan keluarga yang saling berinteraksi, sehingga terbentuklah suatu
sistem sekolah. Sistem sekolah ini bisa terwujud jika adanya cara interaksi
sosial yang khas.
Adapun analisis
perwujudan sistem sekolah sebagai organisasi sosial dicirikan sebagai berikut:
a.
Memiliki suatu penghuni yang tetap
b.
Memiliki struktur politik atau kebijakan umum tentang
kehidupan sekolah
c.
Memiliki inti jaringan hubungan sosial
d.
Mengembangkan perasaan atau semangat kebersamaan
sekolah
e.
Memiliki suatu jenis kebudayaan atau subkebudayaan
tersendiri
Menurut Malindoski ada tujuh sistem nilai atau kebudayaan yang secara
universal dikembangkan, yaitu:
1.
Bahasa
2.
Sistem teknologi
3.
Sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi
4.
Organisasional
5.
Sistem pengetahuan
6.
Religi
7.
Kesenian
C. Pengaruh Eksternal dan Internal dalam Pengelolaan
Pendidikan
Penyelenggaraan Pendidikan Nasional yang dilaksanakan secara terus-menerus
dan berkelanjutan, tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
diantaranya:
1.
Pengaruh Internal
Yang
dimaksud dengan pengaruh internal adalah pengaruh kebudayaan dan kehidupan
masyarakat bangsa Indonesia.
2.
Pengaruh eksternal
Pengaruh
eksternal yaitu pengaruh akibat adanya perkembangan dunia yang mengglobal yang
berlaku dalam dasawarsa ini.
Akibat
adanya pengaruh tersebut, secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap
pembentukan watak dan kreatifitas anak bangsa. Untuk menghadapi kondisi seperti
itu, Ki Hajar Dewantara mengingatkan agar menerapkan strategi “Trikon” dalam
pengelolaan pendidikan. Adapun strategi Trikon itu sebagai berikut:
a.
Konvergen, maksudnya agar pendidikan di Indonesia
dapat berkembang dengan baik, artinya dapat seibang dengan kualitas pendidikan
negara-negara maju. Maka sebaiknya adanya adopsi nilai yang di pinjam dari
budaya barat, meskipun harus diadakan filter dalam penggunaannya.
b.
Konsentris, maksudnya bahwa untuk mengembangkan
pendidikan di Indonesia haruslah bertolak dari kebudayaan yang meng-Indonesia,
sehingga nilai-nilai luhur bangsa tetap tertanam dalam generasi bangsa.
c.
Kontinuitas, maksudnya bahwa pendidikan di Indonesia
haruslah dilakukan secara terus-menerus.
D. Pendidikan di Sekolah dengan Sistem Desentralisasi
Desentralisasi pendidikan merupakan
upaya untuk mendelegasikan sebagian atau seluruh wewenang di bidang pendidikan
yang seharusnya dilakukan oleh unit atau pejabat pusat kepada unit atau pejabat
dibawahnya, atau dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, atau dari
pemerintah ke masyarakat. Kewenangan di bidang pendidikan bisa dirinci mulai
dan kewenangan merumuskan atau membuat kebijaksanaan nasional di bidang
pendidikan, melaksanakan kebijaksanaan nasional, dan mengevaluasi atau
memonitor kebijaksanaan nasional tersebut.
Namun tidak semua kewenangan itu
disentralisasikan. oleh karena itu, desentralisasi pendidikan berusaha untuk
mengurangi campur tangan atau intervensi pejabat atau unit pusat terhadap
persoalan-persoalan pendidikan yang sepatutnya bisa diputus dan dilaksanakan
oleh unit di tataran bawah atau pemerintah daerah, atau masyarakat.
Adapun upaya disentralisasi
pandidikan salah satunya yaitu pemberian otonomi kepada perguruan tinggi.
E. Program Kegiatan yang Perlu Dikedepankan
Setelah terjadinya orde baru, ternyata sektor pendidikan turut tereformasi.
Reformasi pendidikan adalah sebuah rekayasa besar, yang tidak mungkin
dikerjakan setengah-setengah, juga tidak cukup dengan terpenggal-penggal, dan melimpahkan
kesalahan pada berbagai faktor yang menjadi objek kritikan.
Adapun jalan yang harus dilakukan untuk meniti jalan reformasi pendidikan
adalah sebagai berikut
a.
Membongkar berbagai tabu
b.
Meluruskan jalan dan praktik yang serong
c.
Mengikis habis mitos yang mengesalkan.
Selain itu ada 13 hal yang harus diperhatikan untuk pertimbangan bagi
reformasi pendidikan, yaitu:
1.
Perlu disadari bahwa setiap orang adalah pribadi yang
unik, dan mempunyai bakat yang berbeda-beda.
2.
Pendidikan tidak dimulai selepas sekolah menengah,
yaitu pada tingkat universitas.
3.
Perlunya sebuah sistem penilaian yang mencerminkan
prestasi murid dengan melihat berbagai kelebihan dan kekurangannya.
4.
Perlu disadari bahwa (sistem) pendidikan tidak bebas
nilai.
5.
Sekolah bukalah suatu tempat semacam “bengket
reparasi” bagi semua kerusakan masyarakat.
6.
Perlu dikoreksi keyakinan bahwa isi pendidikan bisa
diatur lewat birokrasi, dan sedapat mungkin harus diseragamkan.
7.
Tidak tepat bahwa lembaga pendidikan yang baik, selalu
pendidikan milik negara.
8.
Sistem pendidikan, sebaiknya berorientasi pada nilai
(wert orientied).
9.
Sistem pendidikan sebaiknya terkait dengan dunia
praksis (praxisbezogen).
10.
sistem pendidik sebaiknya tetap beragam.
11.
Diperlukan sebuah sistem pendidik yang memberikan
ruang bagi anak didik untuk bersaing dan berkreasi secara fair.
12.
Dibutuhkan sebuah sistem yang efisien dalam
pengelolaan waktu.
13.
Sistem pendidikan sebaiknya bersifat internasional.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1.
Misi pendidikan sekolah terhimpun dalam Pendidikan
kepribadian, Pendidikan kewarganegaraan, dan Pendidikan intelektual.
2.
Peranan sekolah dalam merekonstruksi masyarakat
berarti sekolah merekonstruksi berbagai tata nilai yang telah ada dalam
masyarakat, yang oleh Malindoski disebutkan sebagai upaya mengembangkan
kebudayaan.
3.
Pengaruh eksternal dalam hal pendidikan adalah adanya
perkembangan dunia yang mengglobal yang berlaku dalam dasawarsa ini dalam
lingkungan pendidikan. Sedangkan pengaruh internalnya adalah pengaruh
kebudayaan dan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia di bidang pendidikan.
4.
Desentralisasi pendidikan berusaha untuk mengurangi
campur tangan atau intervensi pejabat atau unit pusat terhadap
persoalan-persoalan pendidikan yang sepatutnya bisa diputus dan dilaksanakan
oleh unit di tataran bawah atau pemerintah daerah, atau masyarakat.
Kebijaksanaan yang berdimensi lokal adalah semua hal yang sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat daerah.
5.
Program pendidikan yang harus dikedepankan ialah dalam
kategori Sistem pendidikannya, yakni sebaiknya berorientasi pada nilai serta
Sistem pendidikan sebaiknya terkait dengan dunia praksis.
B. Saran
Demi mewujudkan Indonesia yang
pragmatis dan ideologis maka tentunya tersedia SDA dan SDM yang baik dan
berkualitas. Untuk itu memulai menanamkan pendidikan yang berkarakter mulai
dini sangat akan membantu mewujudkan Indonesia yang merdeka dalam segala
bidangnya.
DAFTAR
PUSTAKA
B Uno, Hamzah. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
http://layla-innocent.blogspot.com/2012/06/makalah-merekontruksi-masyarakat-dan.html (diakses
pada tanggal 24 maret 2013).
Comments
Post a Comment